Kali ini saya ingin bercerita kekhawatiran yang sedikit banyak mengusik pikiran saya sekitar beberapa tahun yang lalu, perihal kesehatan reproduksi dan hormon yang ada di tubuh saya.
Saya mendapatkan haid pertama di kelas 5 SD, sekitar umur 11 tahun. Pada masa-masa haid pertama, memang haid saya belum lancar dan kata Mama itu sangat wajar. Beberapa tahun kemudian di masa SMP dan SMA haid saya lancar setiap bulan seperti wanita pada umumnya. Saya yang notabene *selebor* paling malas kalau sudah haid. Karena nyeri haid yang kadang sampai buat meringis hingga haid yang kemana-mana karena saking selebornya. Saya bahkan pernah tiga kali ganti pembalut dalam kurun waktu satu jam karena pembalut yang mengkerut tidak diposisinya.
Hingga akhirnya cerita bermula saat masa-masa kuliah di tahun 2008. Haid saya mulai tidak teratur datangnya tanpa sebab yang jelas. Ibarat kata iklan, terlambat datang bulan. Saat itu saya yang sedang asyik-asyiknya menjalani masa muda tidak terlalu khawatir dengan haid yang tidak teratur. Saya sering sekali mendapati haid dua hingga enam bulan lamanya dari hari pertama haid terakhir. Saat itu, saya malah senang karena tidak perlu merasakan nyeri haid dihari pertama dan tidak perlu repot membersihkan haid yang kadang tembus kesana kesini.