Hi there, bisa berenang kah? Dari kecil saya sering diajak Ayah saya berenang. Saya ingat waktu saya masih kecil mungkin hampir setiap minggu kami sekeluarga pergi berenang ke Thamrin Plaza. Ya waktu itu kolam renang di Thamrin Plaza lt 7 masih eksis. Kalau sekarang, ex kolam renang dijadikan food Court D'Loft.
Walaupun dulu sering pergi ke kolam renang, tapi saya cuma menenggelamkan diri alias main air di kolam khusus anak-anak. Saya tidak belajar berenang sama sekali, hanya nyiprat-nyipratin air dan tertawa bahagia. Padahal saat itu ada guru renang khusus untuk anak-anak, tapi saya yang emoh karena takut air masuk ke telinga dan mata, Ayah saya juga nggak tega saya belajar berenang karena takut kelelep, jadilah saya tidak bisa berenang sampai SMA. Mungkin itu salah satu mengapa saya tidak tumbuh tinggi :(
Hingga akhirnya, saat SMA ada kegiatan berenang setiap dua minggu sekali pada pelajaran olah raga. Dari kelas satu sampai kelas tiga SMA, saya selalu absen mengikuti kegiatan berenang tersebut. Berbagai alasan saya buat agar saya tidak masuk kedalam kolam renang walaupun saya selalu ikut pergi ke kolam renangnya, mulai dari haid, tidak enak badan, hingga pura-pura alergi air berkaporit. Hahaha kalau ingat itu saya suka senyum-senyum sendiri. Jadi pelajaran olah raga saya mendapat nilai yang pas-pasan saja.
Sampai diakhir kelas tiga SMA, salah satu ujian olah raga adalah berenang. Saya yang saat itu sering ditakut-takuti oleh guru tentang angka ketidak lulusan kakak kelas kami tahun sebelumnya, menjadi parno sendiri. Gimana kalau saya nggak lulus hanya karena nggak bisa berenang??
Akhirnya saya belajar berenang disalah satu kolam renang di perumahan Merbau Mas. Saat itu saya mendapatkan info dari harian Analisa. Setelah ditelepon dan deal biaya kursus, saya belajar berenang dengan seorang guru bersuku tionghoa. Lao Shi Anam saya menyapanya.
Lao Shi ini sangat sabar dan kooperatif dalam mengajarkan berenang. Tidak terburu-buru dan tidak emosian. Saya yang selama ini takut jika kepala masuk kedalam air, malah enjoy ketika kepala saya ditenggelamkannya didalam air. Walaupun agak megap, tapi kemudian saya bisa melakukan teknik pernafasan didalam air. Untungnya air dikolam renang perumahan Merbau Mas tidak terlalu keras kaporitnya, seihingga mata saya tidak pedih.
Hanya perlu 2 kali latihan, saya sudah bisa berenang gaya dada. Dalam satu kali latihan dibebaskan durasinya sampai kapan saya kuatnya. Pada saat itu saya yang sedang kemaruk berenang, kuat berenang sampai jam 7 malam. Lao Shi Anam pun bangga menunjukkan kepada Ayah dan Mama saya progress saya yang 2 hari sebelumnya sama sekali takut dengan air.
Pada saat ujian berenang di sekolah pun, dengan percaya diri saya berhasil sampai di garis finish dengan selamat tanpa tenggelam.
--
Lalu kemudian adik dan Mama saya juga belajar berenang ditempat yang sama dengan guru yang berbeda.
Adik saya dengan Bang Rizal dan Mama saya dengan Kak Eva. Kami sengaja memilih guru yang berbeda agar pengalamannya juga berbeda-beda. Tapi tentu saja kami sekeluarga jadi bisa berenang hehehe :D
Guru renang di Medan
1. Lao Shi Anam
1. Lao Shi Anam
Sudah berpengalaman 40 tahun dalam melatih renang anak-anak hingga dewasa. Walaupun yang saya review diatas adalah pengalaman saya sekitar tahun 2008, tetapi Lao Shi Anam masih eksis mengajar berenang di kolam renang perumahan Merbau Mas dan HDTI hingga sekarang.
Phone : 085261006002
2. RiVa
Adalah gabungan dari Rizal dan Eva. Mereka adalah suami istri yang juga mengajarkan berenang anak dan dewasa dilokasi yang sama. Bagi wanita yang mungkin risih diajarkan oleh guru laki-laki, Kak Eva adalah solusinya. Selain ramah, RiVa juga suka memberikan free gift seperti topi renang jika belajar dengan mereka.
Phone : 081375645800
--
Walaupun sekarang saya jarang berenang, tapi saya masih ingat bagaimana caranya berenang jika sesekali mampir di kolam renang :D