Cafe Asik di Medan Untuk Dimiliki
- Wednesday, February 24, 2016
- By Amelia Pratami
- 9 Comments
Yeay! Ada produk baru dari BlogM alias
komunitas Blogger Medan yang baru saja berulang tahun ke satu tahun.
Maaf sebesar-besarnya saya nggak bisa hadir baik sebagai member maupun sebagai
panitia untuk membantu proses kelancaran perayaan ulang tahun ke satu tanggal
14 Februari yang lalu.
Produk baru tersebut adalah, BlogM Kroyokan.
Apa itu ? :D
Maksudnya sih para member BlogM yang kece-kece
dapat menuliskan hasil pemikirannya yang pasti berbeda-beda, dalam satu tema
blogpost yang sama. Sebagai blogger yang pemalas, alias susah menunangkan ide
dikepala, saya sangat bersemangat untuk ikut nulis. Malu kan mengaku sebagai
blogger tapi isi blognya kosong melompong :'(
Sependek pemahaman saya tentang café di Medan, banyak banget café yang bisa masuk katogori asik. Coba aja tengok ke jalan dr. Mansyur, atau jalan Sisingamangaraja, atau di setiap Mall dikota ini, dalam jangka waktu beberapa bulan aja bisa lahir café baru yang menyajikan atmosfer yang berbeda-beda.
Kategori 'asik'nya dari mana? Mungkin asik karena
ada Live Band setiap weekend, atau menu dengan nama, platting dan harga yang
beragam, maybe yang bisa nongkrong lama walaupun cuma pesan
segelas Milkshake Strawberry atau Mocca Latte ditemani dengan fasilitas wifi yang super
ngebut, bisa jadi juga karena suasana yang homey sehingga pengunjung bisa sedikit melepas lelah setelah seharian bekerja, misalnya. Mungkin seperti itu ya. Tergantung paradigma dari
masing-masing orang yang mendefenisikan "café asik" itu sendiri.
Nah, kalau saya ditanya kriteria Asik untuk sebuah café, bagi saya sendiri sih, café yang asik itu
ya café milik sendiri (Aamiin)
Saya pingin banget punya café yang menu nya nggak specific
dengan satu tema.. Alias menu yang bervariasi dari segala daerah maupun negara.
Contohnya nih, Menu Pasta dari Italy, Burger dari Jerman (barusan
googling sih ini), Sushi dari Jepang, Juice Tomat, Nasi
Goreng Kampung, Ice Tea Longan, Mie Ayam Bakso yang semua itu adalah
makanan kecintaan saya. Istimewanya, harga tiap menu di press
habis-habisan tapi tetap dengan rasa dan kualitas terjaga.
Gimana bisa ?
Ya bisa aja, kalau nggak ambil untung
banyak-banyak. Yang penting kan café nya rame terus, pengunjung berubah jadi
pelanggan.
Jadi pengunjung
bukan sekedar nyicip - foto dan upload ke social media dengan hashtag
kulinermedan - pulang, - lalu nggak balik lgi sampai bulan-bulan kedepan karena harganya
nguras kantong mahasiswa.
Yang terpenting, harus enak dan bersih!
Karena lidah nggak bisa bohong kan. apalagi dalam bidang usaha kuliner, yang ditekankan adalah kualitas rasa dari makanan dan minuman yang disajikan. Nggak banget kan kalau ada pengunjung yang bilang, "nggak usah makan di café itu deh, udah mahal eh nasi gorengnya keras kayak batu, lantainya pun becek kayak pajak sore"
Yang terpenting, harus enak dan bersih!
Karena lidah nggak bisa bohong kan. apalagi dalam bidang usaha kuliner, yang ditekankan adalah kualitas rasa dari makanan dan minuman yang disajikan. Nggak banget kan kalau ada pengunjung yang bilang, "nggak usah makan di café itu deh, udah mahal eh nasi gorengnya keras kayak batu, lantainya pun becek kayak pajak sore"
Lalu, penting juga konsep design interior dan exterior yang sedap dipandang, tapi tak harus kekinian karena tentu mudah membosankan..
Sekarang ini lagi sering banget saya lihat
teman-teman yang setelah nongkrong di café tak hanya memotret makanannya dari berbagai angle saja, tapi juga memotret dirinya sendiri atau minta tolong temannya untuk
fotoin ala-ala OOTD (outfit of the day) dengan backdrop atau lighting yang
keren disatu sisi café dan lalu di share ke media sosialnya dengan #ootd. Konsep seperti photo booth ini juga menjadi
teknik marketing dan dapat menarik pengunjung baru ya... Pasti makin rame deh..
Dan akan menjadi nilai plus, kalau ada pembeda antara ruangan untuk merokok. Serta pemilihan tempat duduk menjadi hak veto si pengunjung. Diarahkan oleh pelayan boleh-boleh saja, tapi tetap pengunjung yang memilih mau duduk disisi mana. Karena saya sering kesal, dengan café yang kalau saya mau duduknya didekat jendela, misalnya, tapi diarahin dan dipaksa duduk berdempetan dengan pengunjung lain yang hanya selisih setengah meter.
Dan akan menjadi nilai plus, kalau ada pembeda antara ruangan untuk merokok. Serta pemilihan tempat duduk menjadi hak veto si pengunjung. Diarahkan oleh pelayan boleh-boleh saja, tapi tetap pengunjung yang memilih mau duduk disisi mana. Karena saya sering kesal, dengan café yang kalau saya mau duduknya didekat jendela, misalnya, tapi diarahin dan dipaksa duduk berdempetan dengan pengunjung lain yang hanya selisih setengah meter.
Ditunjang lagi dengan letak café yang strategis.
Karena menjangkau semua kalangan, nggak harus
yang memiliki kendaraan donk yang nongkrong di café, sudah pasti adek-adek SMA
dan mahasiswa yang biasanya pada naik angkutan umum pun bisa dengan mudah
sampai dilokasi café yang letaknya strategis. Karena udah capek diangkutan umum,
pesan makanannya yang banyak dan minuman yang segar donk ya, laper dan haus kan pasti xixixixi :p
Juga lahan parkir harus dipertimbangkan. Ada café yang bikin macet jalanan kalau jam makan siang karena mobil berjubel parkir dipinggir jalan karena tak memiliki lahan parkir yang cukup luas menampung kendaraan pengunjung.
Pelayan pun harus ramah, nggak jutek, paham dan mengerti
product-knowledge yang mereka jual.
Kalau pelayan ditanya, "Kak, menu ini
(sambil nunjuk gambar yang bikin ngiler dibuku menu) apa ya?" Dan pelayannya nggak bisa jawab karena ketidak tahuannya itu zonk banget.
Apalagi kalau pelayan kurang cekatan melayani permintaan pengunjung, semisal minta tambahan es batu, atau minta tisu yang sudah habis di meja, atau tambahan kerupuk untuk mie sop tapi nggak nongol dengan cepat.
Ada lagi, pengalaman pribadi nih, saya pesan menu
A, dan dicatat oleh pelayan café tersebut. Nggak lama pelayan lain datang dan
bilang kalau menu A yang saya pesan lagi habis. Ok, saya maklum dan pesan menu
B dan dicatat, eh ternyata habis juga. Lalu saya pesan menu C dengan sedikit
jengkel. Nggak berapa lama, menu A dan B yang saya pesan muncul keduanya
dihadapan saya. Aneh donk ?? Benar-benar akan menjadi pelajaran bagi management cafe untuk memberikan training tentang standard operational procedure sehingga miss comunication antara bagian dapur dan bagian frontliner nggak kacau..
Belum lagi, ketika saya masih belum selesai makan karena
menu yang kita pesan baru aja keluar, situasi café sedang crowded dengan jumlah
antrian yang cukup panjang, eh malah pelayan bereng-berengin saya (ngeliatin
saya terus dengan tatapan sinis gitu) dengan maksud "Cepetan donk
makannya, lagi rame nih. Lu makan kok lama bener". Males banget kan..
Asiknya lagi café itu bisa jadi tempat tongkrongan bersama keluarga.
Asiknya lagi café itu bisa jadi tempat tongkrongan bersama keluarga.
Jadi menurut saya, café yang asik di Medan itu, café yang nantinya saya kelola dengan senang hati, yang memiliki pelanggan yang
setia, yang nggak bikin kantong jebol, yang selalu mempunyai inovasi baru, memotivasi para karyawan untuk bekerja dengan semangat, dan yang
pasti bukan hanya mimpi disiang bolong, hehehe...
9 comments
Impian mempunyai cafe itu sepertinya impian banyak orang juga yah. Itu poin mengenai miss communication antar waitress sepertinya sering terjadi yah. Saya juga sering tuh, pesan menu A dengan waitress A namun kemudian waitress B datang mengatakan menu habis dan diminta pesan menu yang lain. Eh, tapi setelah memesan menu baru malah datang menu A. Malah pembeli disuruh bayar,kan buat ribut seperti itu.hhehee
ReplyDeleteDisuruh makan dan disuruh bayar menu yang beda padahal katanya habis memang bikin nggak dua kali datang ke cafe yang gitu ya hehehe
DeleteCafe yang asyik kao versiku siy harus enak buat nongkrong lama dan gak berisik. Pengalaman ada beberapa cafe di Medan yang bahkan kalo mau ngomong aja sampe harus teriak saking ributnya suara pengunjung. Huuft... langsung gak bakalan dateng kesana lagi :D
ReplyDeleteBetul kak Molly, udah tereak2, ruangan sempit, penuh asap pula. Komplit deh 😁😁
DeleteYa aku juga pengen memiliki usaha kaya gini misalnya cafe atau apa gitu yang berhubungan dengan makanan. Bisa jadi dari hobi menjadi peluang usaha yang membangun dan sukses.
ReplyDeleteSuka dengan dengan konsep yang dibahas diatas seperti tempat nongkrong Upnorm**l gitu persis banget tempatnya nggak ngebosenin yang ada malah betah banget nongko disana :D
Iya punya cafe itu keliatannya asik ya, apalagi kalau konsepnya beda dengan yang udh ada.. Semoga bisa jadi kenyataan :D
Deletekalau aku punya cafe sendiri, ntar ruangan smoking nya dibuat lebih kecil dibanding yang no smoking, hahahah
ReplyDeleteIya, yang smoking biar kelelep asap hahahah
Deletesering nya ketemu pelayan cafe jutek dan mau mesen pun jadi males
ReplyDeletehaduhhhhhh
tapi satu hal yang buat gak nyaman
yang merokok itu kok ngalahi asap knalpot yang klo di beberapa cafe menegah ke bawah lahh