Si kue cantik |
Jadul tapi tak terkataken |
Murahan tapiiiiiiii, ENAK !! |
Sejak beberapa tahun belakangan, setelah saya mulai bekerja dan memiliki penghasilan sendiri, saya mulai memikirkan untuk merayakan ulang tahun kedua orangtua saya walaupun hanya dengan sebuah kue ulang tahun. Kue ulang tahun itupun tak sama setiap tahunnya, berbeda bentuk, rasa, kualitas, harga dan prestige. Ntah mengapa, bila saya menenteng kotak kue ulang tahun dari bake shop ternama, maka rasa percaya diri saya naik 7 kali lipat dibandingkan menenteng kotak kue ulang tahun dari bake shop lokal. Dan ntah mengapa pula, kue ulang tahun dengan dekorasi yang lebih baik selalu ingin saya potret dan upload ke sosial media untuk sekedar, "pamer".
Memang benar, tampilan luar selalu menjadi penilaian pertama baik untuk seseorang maupun untuk sesuatu benda. Dekorasi cantik dari sebuah kue ulang tahun pun akan menaikkan harganya sekitar 50-80% dari kue ulang tahun yang dekorasinya "biasa aja". Dan orang yang melihat penampilan dari luarnya saja seperti saya ini, pasti tidak ragu untuk membelinya, toh juga setahun sekali, mahal dikit asal bagus nggak apa-apa lah, begitu saya membatin. Lalu kekecewaan tak dapat disembunyikan, ketika lidah sudah berbicara. Kue cantik itupun tak menarik lagi ketika setelah acara memotong kue ulang tahun. Penuh dengan krim, bolu yang tidak padat, rasa yang terlalu manis cenderung apek, yah, failed banget. Cantik diluar, buruk didalam.
Tahun berikutnya, mencari kue lagi dari Instagram shop. Cantik, besar, dan menawan. Disediakan juga kartu ucapan ulang tahun sebagai pemanis. Untungnya pun bisa diantar langsung kedepan pintu rumah. Sama seperti sebelumnya, cantik diluar, gagal didalam. Kuenya ternyata sangat kecil, tapi karena berlapis krim yang super buanyak (jujur saya nggak suka krim di kue ulang tahun), maka bentuk kue tersebut jadi besar, ketika dipotong pun, seperti memotong krim, bisa dibayangkan? Benyek. Perbandingan kue dengan krim 50:50. Tapi, tampilan luarnya, sangat-sangat cantik..
Tahun berikutnya, saya coba beralih ke kedai kue lokal yang cukup mempuanyai nama. Harga standart, dekorasi lebih biasa saja, tidak ada yang special alias standart. Saya pun malas untuk memotretnya karena terkesan jadul. Tapi, rasa dari kuenya, tak terkataken. Rasa yang belum ada tandingannya untuk wilayah kota Medan. Ntahlah? Bagi saya this one is my favorite.
Tahun berganti lagi, semalam Ayah saya berulang tahun ke 61. Happy birthday Ayah. Dan si Ayah nggak mau ada kue. Tapi saya tetap bersikeras harus ada kue, walaupun sederhana. Jadilah akhirnya saya dan mama pergi berjalan kaki ke toko kue dekat rumah. Harganya murah banget, dekorasi sangat standart, dan sayapun menyesal membelinya karena terkesan kue murahan. TAPI, ketika kue itu dipotong. there is no cream on the cake. Just cake with blueberry jam. Kuenya padat (bukan bantet) tapi lembut. Cheri diatasnya juga segar, krim yang sedikit membalut dikue tidak terlalu manis, terasa dingin ketika masuk ke dalam mulut dan tidak apek. Hows come? Kue murahan rasanya enak?
So, jangan menilai apapun dari bentuk luarnya yang menipu.